Suporter Bola Persebaya dan Persis Solo Mengukir Sejarah Baru

Olahraga sepak bola sejatinya merupakan olahraga rakyat bahkan orang juga menyebutnya sebagai hiburan rakyat. Meskipun sepak bola berasal dari kebudayaan barat, namun sepak bola dirasa sudah mendarahdaging dengan rakyat Indonesia. Sepak bola dan rakyat Indonesia menjadi sebuah hubungan yang mesra yang sudah terjalin bahkan pada masa pergerakan Indonesia. Saat ini sepak bola menjadi sebuah pertarungan antar daerah dalam gelanggang nasional. Meskipun bukan lagi masa pergerakan, tetapi melalui sepak bola masyarakat Indonesia dapat memupuk persatuan.
8 Januari 2011. Dua kelompok suporter besar dari dua kota yang berselisih memilih untuk bersalaman, kelompok suporter asal Surabaya, Bonek Mania, dan kelompok suporter asal Solo, Pasoepati. Mereka mengakhiri pertikaian dengan menanam sebatang pohon di Jalan Kolonel Sugiono 37, Solo. Bonek dan Pasoepati menyebut pohon itu sebagai pohon Cinta Pasoepati dan Bonek Mania. Tak banyak media massa di Indonesia yang memberikan ruang untuk memberitakan peristiwa bersejarah dalam dunia sepak bola dalam negeri ini. 

                

Mereka adalah dua kelompok suporter besar di Indonesia yang pernah mengalami masa-masa yang curam dan saling berseteru. Sejak beberapa tahun yang lalu, kedua kelompok suporter yang disimbolisasi dengan warna merah dan hijau ini memang tak pernah akur. Bahkan, bisa dibilang keduanya saling mengklaim sebagai musuh abadi. Bagaikan tikus dan kucing, jika kedua suporter ini dipertemukan, maka yang akan terjadi adalah pertengkaran anarkis. Bahkan di Solo sendiri ada istilah memakai baju Bonek di Solo berarti mencari mati, begitu juga sebaliknya. Bahkan Pasoepati sempat melakukan serangan saat Bonek hendak menuju Bandung. Kereta yang ditumpangi Bonek dilempari batu saat melintasi Solo dan mejatuhkan banyak korban.  Tak penting mengusut siapa yang bersalah atau memulai lebih dulu permusuhan antar suporter ini maka akan sulit untuk dipercaya. Sebab setiap kubu suporter selalu punya alasan sendiri-sendiri jika ditanyai kubu mana yang memulai lebih dulu. 
Sebelum berseteru, sebenarnya keduanya pernah berkawan seperti biasa, sewaktu klub kebanggaan Pasoepati masih Pelita Solo. Pada Tahun 2000 itu Pasoepati mempunyai hubungan sangat dekat dengan Bonek. Dan mungkin saat itu satu-satunya kelompok suporter dengan jumlah besar yang berani mengunjungi Bonek di Surabaya, begitupula sebaliknya Bonek Mania melakukan kunjungan balik. Dulu sempat dikenal slogan "From Solo with Love" dari Presiden Pasoepati saat itu, Mayor Haristanto. Beliau memimpin aksi simpatik membagi bunga dari Pasoepati di sepanjang jalan menuju Stadion Tambaksari.

Saat ini sepak bola menjadi sebuah pertarungan antar daerah dalam gelanggang nasional. Meskipun bukan lagi masa pergerakan, tetapi melalui sepak bola masyarakat Indonesia dapat memupuk persatuan. Sebab pernyataan lawan hanyalah terjadi pada 90 menit, tetapi setelah waktu itu habis yang ada hanyalah saudara. Fanatisme antar daerah tidak perlu didengungkan ketika pertandingan sepak bola. Jadikanlah setiap pertandingan sepak bola sebagai ajang memupuk nasionalisme Indonesia bukan lagi daerah masing-masing. Para pendahulu sudah membuktikan bahwa sepak bola mampu menyatukan mereka dalam nasionalisme, mengapa kita yang sekarang sudah merdeka malah saling menyakiti sesama saudara kita? Football for Unity, menurut tan malaka “Sepak Bola adalah suatu alat perjuangan”.

                 

Komentar